Pusat Informasi Puskesmas Gardu Harapan Selamat Datang di Blog Puskesmas Gardu Harapan Kec.Lais Kab.MUBA. SUM-SEL

Selasa, 05 Februari 2013

Pengabdian di Desa terpencil

Tidak banyak tenaga medis memilih daerah terpencil sebagai tempat mengabdi
Tak ada guratan wajah letih, meskipun seharian sibuk melayani pasien yang datang berobat. Senyum keramahan tak segan-segannya mengembang di balik wajahnya yang bertugas melayani ribuan jiwa di  kampung yang masuk kategori terpencil.Bukan perkara mudah untuk sampai di kampung tersebut. Apalagi harus bertahan bertahun-tahun di tengah minimnya infrastruktur mesti melewati satu setengah jam perjalanan atau sekitar 20 kilometer darijalan lintas. Mujur bila transportasi lancar. Bila tidak, untuk mencapai kampung itu, bisa saja memakan waktu lebih dari empat jam. Jangan harap ada angkutan desa (Angdes) Alternatif lain jika tak ada bus atau travel, bisa dengan menumpang ojek. Tentu saja dengan bayaran yang cukup material, mencapai Rp50ribu lebih. Tarif sebesar itu, bukanlah tanpa alasan. Tak hanya jauh, akses jalan yang menghubungkan desa dengan jalan lintas,tpi juga mengancam jiwa. Belum lagi kubangan lumpur yg, mengundang bahaya bagi setiap yang lewat.
Senyap langsung terbaca saat memasuki pemukiman dan Kampung pedalaman itu layaknya pemukiman di tengah belantara. Ribuan pohon karet dan sawit berjejer melingkupi rumah penduduk. Ketertinggalan jelas sekali terlihat dari tampilan rumah-rumah kayu itu.

Siap mengabdi di kawasan pedesaan, artinya ia juga harus siap dengan konsekwensi yang bakal terjadi. Tak mudah mengubah pola pikir ataupun kebiasaan masyarakat.
Kalau kemarau, air susah. terpaksa mandi ke rawa-rawa. Beginilah keadaan masyarakat di sini. Malamnya hanya ditemani lampu . Masalah komunikasi tak kalah rumit. Jaringan dan signal telepon seluler sering hilang daripada timbul. Terkadang,. Bukan hal aneh lagi, bila ia sering ketinggalan informasi
Lalu apa yang membuat ia masih tetap betah hidup di kampung pedalaman itu?, membantu sesama jauh lebih penting.
Sebagai tenaga medis , tenaganya sangat dibutuhkan. Terlebih, ketika ada yang mendadak sakit, dan perlu pertolongan segera. tidak segan-segan datang menjambangi ke rumah penduduk yang lagi sakit. Tidak harus datang ke Puskesmas. Soal biaya, paling banter Rp20 ribu. Tapi kalau pukul 08.00-14.00 WIB, maka biasanya pakai obat Puskesmas, dengan biaya Rp00000/gratis. Kendati demikian, tidak sedikit warga yang bayar di belakang, alias ngutang dulu. tak masalah, ia paham dengan kondisi masyarakat di sana. �Yang penting pasien bisa tertolong. Mau ngutang tidak apa-apa,

Tidak ada komentar: